Yes, siap menjalani hari ini dengan penuh semangat dan berdebar. Kok berdebar? Karena pagi ini untuk pertama kalinya akan naik gajah. Hohoho saya yang takut ketinggian tentu saja ini menjadi pertaruhan nyali. Baiklah mari kita nikmati saja... Penjemputan kali ini terbilang awal, biasanya dijemput di penginapan itu jam 9, tapi kali ini jam 7.30. Alasannya karena si gajah jam 10 udah harus istirahat. Ok deh gajah, demimu aku rela bangun lebih pagi.
Amber Fort adalah benteng yang bernuansa perpaduan antara Hindu dan Mughal terdiri dari pavilliun, istana, taman dan tempat berkumpul khusus wanita di kerajaan. Benteng yang didirikan oleh Raja Man Singh I ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, antara lain penyuguhan pemandangan danau Maota yang berada pada latar depan benteng, berada di daerah perbukitan sehingga benteng dikelilingi kabut, interior istana yang penuh akan arsitektur dengan ukiran, batu mulia serta perpaduan cermin, dan tentu saja seperti yang saya ceritakan diatas, para pengunjung mengendarai gajah pada saat pendakian menuju gerbang.
Antrian Naik Gajah
Benar dugaan saya, ketika menaiki gajah, saya teriak-teriak, badan kaku, panik dan jantung ini tak beraturan kesana kemari. Sehingga para "supir" gajah yang berada disekeliling saya berusaha menenangkan dan mengajak saya berbicara untuk mengalihkan rasa takut. Hahaha mungkin mereka heran kali ya, ini orang dari mana sih? para pengunjung yang lain tenang-tenang aja, ini kok heboh sedndiri :D . Ya lumayan (sedikit) tenang juga sih, tapi tetap aja tidak bisa bebas bergerak untuk foto-foto sehingga pemandangan indah ketika menaiki tanjakan menuju gerbang Amber Fort terlewatkan begitu saja. Walaupun begitu, ini pengalaman gila yang seru bagi saya.
Ini adalah tempat pemancingan bagi Raja. Saat ini sedang direnovasi untuk dibangun sebuah hotel. Weleh weleh tidak bisa saya perkirakan berapa tarif permalam dihotel ini nantinya. Mengingat pemandangan langsung menuju ke perbukitan yang diselimuti kabut dan lokasi hotel yang terletak ditengah laut.
Mengunjungi Musium Maharaja Sawal Mansingh II yang berisi sejarah kerajaan. Disini kami masuk ke bangunan yang bernama Diwan i am yang berisi aula pertemuan, foto raja dari masa ke masa, serta tulisan-tulisan perjanjian yang dibingkai. Kemudian kami mampir ke gedung lain yang bernama Mahal Mubarak, disini berisi perpustakaan, kantor dan pakaian para raja dan ratu dari masa ke masa. Yang bikin saya takjub, pakaian-pakaian tersebut masih dalam keadaan baik dan tetap terkesan mewah padahal umurnya sudah ratusan tahun. Sayang sekali, didalam gedung tidak diperbolehkan foto-foto, jadinya narsis diluar aja lah ya...
Guci Perak terbesar didunia. Tercatat di Guinesse Book Of Records.
Jantar Mantar adalah kumpulan Astronomi yang didirikan oleh Maharaja Jai Singh II pada tahun 1727. Tahun 2010 Jantar Mantar diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Saya yang kurang tertarik dengan astronomi, sedikit tidak menghiraukan penjelasan guide tentang cara kerja tiap alat astronomi disini. hehehehe, maafkan aku abang guide....
Sekitar jam 1pm kembali ke hotel, makan siang dan istirahat. Jam 2.30pm dijemput lagi untuk.... jengjengjeng... belanjaaaaaaaaaaaaaaa....Sebenarnya bukan belanja buat saya pribadi sih, lebih tepatnya belanja oleh-oleh disini. Ya saya juga tidak tahu mulainya dari kapan dan dari daerah mana, yang pasti sejak saya lahir budaya oleh-oleh itu sudah ada.
Acara belanja berlangsung hingga pukul 6.30pm. Alhamdulillah dengan modal tawar menawar pas-pasan yang saya miliki, bisa dapat banyak barang juga. Banyak-banyak terimakasih dengan Pak Anil, karena beliau mengantarkan kita ke toko yang mempunyai kualitas bagus dengan harga miring dan selalu memberi tahu kita jika harga yang ditawarkan terlalu mahal. Makasih bapakkkk....
FYI, waktu siangnya lebih lama disini, matahari terbenam sekitar pukul 7pm, dan itu pun belum gelap total. Oh ya mbak rie bilang, Jaipur ini kota yang saya banget. Karena sebutan untuk kota Jaipur adalah Pink City. Pada
tahun 1876 Jaipur diwarnai merah muda dalam rangka menyambut Pangeran
Albert, dan dengan demikian nama "Pink City" telah melekat dengan kota ini. Dan untuk info lagi nih ya, suhu di Jaipur ini panas saudara- saudari, saya selalu bekal air mineral setiap jalan-jalan, mataharinya terik, dan yang lebih kasihan mbak rie sampai mimisan loh disana *pukpuk mbak rie*
0 komentar:
Posting Komentar