Vintagergous. World. Smile.

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!



Day 8: Hallo Indonesiaaaa

Sabtu, 31 Maret 2012

Tepat jam 15.00 WIB, kami mendarat di Bandara Supadio Pontianak. Mundur dari jadwal awal yang semestinya jam 13.25. Yup, biasalah, hobinya maskapai Indonesia adalah delay. Ok back to Pontianak, back to reality. Liburan selesai. Kembali mengumpulkan pundi-pundi uang. Semangat... Semangat... Semangat... 

Day 7: The Last Day In India

Hari ini sudah hari ke 7, berarti ini hari terakhir kita di India. Ok saatnya kita kembali ke New Delhi. Jarak tempuh antara Jaipur dan New Delhi memakan waktu 5 jam. Jam 8 pagi kita sudah berangkat, mengingat bapak sudah menunggu kami di New Delhi. Jadi perkiraan kami jam 1 tiba di New Delhi langsung mengunjungi bapak lagi. Mungkin karena perjalanannya tidak macet dan Pak Anil mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, jadi jam 12 lewat sedikitlah, kami sudah tiba di New Delhi. Disana kami menjemput guidenya dulu, dan setelah melakukan perbincanagan singkat, akhirnya kita memutuskan untuk makan siang dulu -> president house -> India Gate -> mengunjungi bapak -> Lotus Temple -

Sebenarnya saya bukan ke president house sih, tapi tepatnya ke pagar president house. Yup, pengunjung tidak boleh masuk, cukup puas di pagarnya aja ya, jarak antara pagar dan rumah pun jauh, jadi gak kelihatan secara detail tuh rumah. Tidak jauh dari rumah presiden, terdapat gedung parlemen yang diberi nama Lok Sabha dan Rajya Sabha. Kedua gedung ini saling berhadapan. Yang unik dari gedung parlmenter ini adalah mulai dari bentuk, warna, luas, tinggi bahkan taman depan sekalipun sama. Tak ada beda sedikitpun. Jadi ketika kita ditengah-tengah, gedung parlementer yang satu dengan didedapannya seperti bercermin.

 

India Gate adalah gerbang monument yang dibuat untuk memperingati prajurit India yang wafat pada perang dunia ke I.

Lotus Temple adalah rumah ibadah Baha'i. Baha'i adalah suatu kepercayaan dimana semua agama dianggap sama. Jadi agama apapun berkumpul didalam aula yang berbentuk lotus ini. Didalamnya kita duduk dikurdi yang panjang, dilarang bersuara, HP  dimatikan, tidak boleh ada kamera, harus tenang sepi senyap, sehingga bisa khusyuk berdoa. Setelah 5 menit didalam  kita dipersilahkan untuk keluar dan bergantian dengan pengunjung lain. Selama didalam saya hanya lirik kanan lirik kiri dan sepertinya banyak yang melakukan hal yang sama dengan saya. Tapi, ada juga loh yang berdoa khusyuk bahkan sampai menangis sesungukkan. Sampai sekarang saya masih bingung kenapa Lotus Temple dijadikan sebagai objek wisata. Tapi ya sudahlah, saya juga tidak tertarik untuk mencari tahu.

Selesai dari Lotus Temple jam 5.30pm. Kamipun segera diantar untuk makan malam. Karena penerbangan kita jam 11 malam, jadi kita bisa bersantai lama-lama di restoran yang kebetulan cozy. Oh ya guide kami selama di New Delhi ini seru, selain bercerita tentang India, ia juga menceritakan keluarganya, aktivitasnya, pengalaman menjadi guide bahkan dia sampai curhat tentang pacarnya. Hahahaha ini lucu, tapi saya malah suka yang kayak gini, jadi saya mau bertanya apapun lepas aja gitu. Hahaha asyik diajak gosip.

Sekitar jam 8, kami diantar ke bandara. Sumpah sedih. Kami harus meninggalkan India. Negara yang menyuguhkan pesona kekuatan kebudayaan. Negara yang membuat saya jauh lebih bersyukur setelah melihat kehidupan masyarakat miskin yang begitu memprihatinkan. Negara yang membuat sejarah baru dalam hidup saya untuk merasakan salju. Sedih harus berpisah dengan Pak Anil yang super baik. Sedih karena sudah mulai tercipta keterikatan disana. Ya jujur, perasaan sedih paling memuncak adalah ketika tersadar bahwa saya akan jauh lagi dari bapak. Ah ilusi seperti itu yang sering muncul, padahal saya selalu yakin bapak ada didetak jantung saya selalu. Sedih tak terbendung, sehingga tanpa sadar air mata ini meluncur tanpa skenario. Saya biarkan air mata ini mengering dengan sendirinya. Bukan, air mata ini bukan kering dengan sendirinya tapi diusap oleh tangan halus bapak. Ya Allah, ijinkan saya lagi untuk membaca Yasin, mencium nisan, dan menabur bunga di makam bapak suatu hari nanti.




Day 6: Full of Jaipur

Jumat, 30 Maret 2012

Pagiiiii Jaipur...
 
 

Yes, siap menjalani hari ini dengan penuh semangat dan berdebar. Kok berdebar? Karena pagi ini untuk pertama kalinya akan naik gajah. Hohoho saya yang takut ketinggian tentu saja ini menjadi pertaruhan nyali. Baiklah mari kita nikmati saja... Penjemputan kali ini terbilang awal, biasanya dijemput di penginapan itu jam 9, tapi kali ini jam 7.30. Alasannya karena si gajah jam 10 udah harus istirahat. Ok deh gajah, demimu aku rela bangun lebih pagi.

Amber Fort adalah benteng yang bernuansa perpaduan antara Hindu dan Mughal terdiri dari pavilliun, istana, taman dan tempat berkumpul khusus wanita di kerajaan. Benteng yang didirikan oleh Raja Man Singh I ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk dikunjungi, antara lain penyuguhan pemandangan danau Maota yang berada pada latar depan benteng, berada di daerah perbukitan sehingga benteng dikelilingi kabut, interior istana yang penuh akan arsitektur dengan ukiran, batu mulia serta perpaduan cermin, dan tentu saja seperti yang saya ceritakan diatas, para pengunjung mengendarai gajah pada saat pendakian menuju gerbang.
Antrian Naik Gajah

Benar dugaan saya, ketika menaiki gajah, saya teriak-teriak, badan kaku, panik dan jantung ini tak beraturan kesana kemari. Sehingga para "supir" gajah yang berada disekeliling saya berusaha menenangkan dan mengajak saya berbicara untuk mengalihkan rasa takut. Hahaha mungkin mereka heran kali ya, ini orang dari mana sih? para pengunjung yang lain tenang-tenang aja, ini kok heboh sedndiri :D . Ya lumayan (sedikit) tenang juga sih, tapi tetap aja tidak bisa bebas bergerak untuk foto-foto sehingga pemandangan indah ketika menaiki tanjakan menuju gerbang Amber Fort terlewatkan begitu saja. Walaupun begitu, ini pengalaman gila yang seru bagi saya.


Ini adalah tempat pemancingan bagi Raja. Saat ini sedang direnovasi untuk dibangun sebuah hotel. Weleh weleh tidak bisa saya perkirakan berapa tarif permalam dihotel ini nantinya. Mengingat pemandangan langsung menuju ke perbukitan yang diselimuti kabut dan lokasi hotel yang terletak ditengah laut.

Mengunjungi Musium Maharaja Sawal Mansingh II yang berisi sejarah kerajaan. Disini kami masuk ke bangunan yang bernama Diwan i am yang berisi aula pertemuan, foto raja dari masa ke masa, serta tulisan-tulisan perjanjian yang dibingkai. Kemudian kami mampir ke gedung lain yang bernama Mahal Mubarak, disini berisi perpustakaan, kantor dan pakaian para raja dan ratu dari masa ke masa. Yang bikin saya takjub, pakaian-pakaian tersebut masih dalam keadaan baik dan tetap terkesan mewah padahal umurnya sudah ratusan tahun. Sayang sekali, didalam gedung tidak diperbolehkan foto-foto, jadinya narsis diluar aja lah ya...
 
Guci Perak terbesar didunia. Tercatat di Guinesse Book Of Records.

Jantar Mantar adalah kumpulan Astronomi yang didirikan oleh Maharaja Jai Singh II pada tahun 1727. Tahun 2010 Jantar Mantar diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Saya yang kurang tertarik dengan astronomi, sedikit tidak menghiraukan penjelasan guide tentang cara kerja tiap alat astronomi disini. hehehehe, maafkan aku abang guide....

Sekitar jam 1pm kembali ke hotel, makan siang dan istirahat. Jam 2.30pm dijemput lagi untuk.... jengjengjeng... belanjaaaaaaaaaaaaaaa....Sebenarnya bukan belanja buat saya pribadi sih, lebih tepatnya belanja oleh-oleh disini. Ya saya juga tidak tahu mulainya dari kapan dan dari daerah mana, yang pasti sejak saya lahir budaya oleh-oleh itu sudah ada.

Acara belanja berlangsung hingga pukul 6.30pm. Alhamdulillah dengan modal tawar menawar pas-pasan yang saya miliki, bisa dapat banyak barang juga. Banyak-banyak terimakasih dengan Pak Anil, karena beliau mengantarkan kita ke toko yang mempunyai kualitas bagus dengan harga miring dan selalu memberi tahu kita jika harga yang ditawarkan terlalu mahal. Makasih bapakkkk....
FYI, waktu siangnya lebih lama disini, matahari terbenam sekitar pukul 7pm, dan itu pun belum gelap total. Oh ya mbak rie bilang, Jaipur ini kota yang saya banget. Karena sebutan untuk kota Jaipur adalah Pink City. Pada tahun 1876 Jaipur diwarnai merah muda dalam rangka menyambut Pangeran Albert, dan dengan demikian nama "Pink City" telah melekat dengan kota ini. Dan untuk info lagi nih ya, suhu di Jaipur ini panas saudara- saudari, saya selalu bekal air mineral setiap jalan-jalan, mataharinya terik, dan yang lebih kasihan mbak rie sampai mimisan loh disana *pukpuk mbak rie*