Vintagergous. World. Smile.

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!



Cerita si pemilik tiket yang bukan little monster

Jumat, 01 Juni 2012

Dear siapa saja diluar sana, puaskah kalian melihat kertas ini jadi tidak berguna?

Kebahagiaan apa yang kalian dapatkan setelah berhasil mengecewakan para pemilik kertas ini?

Apa kalian tahu bagaimana perasaan tak menentu seorang anak manusia disaat menunggu tiap detik kertas ini selesai diprint?

Kalian pernah terpikir tidak bagaimana kerja keras sebagian orang yang mempunyai harapan besar untuk mendapatkan kertas ini?

Apa yang kalian perjuangkan? Agama? Moral? Budaya Bangsa? Menjatuhkan lawan? Menguasai kekuasaan? Ketidak adilan? Tunduk pada perintah? Mengalihkan target utama? Keeksisan?. Apapun itu perjuangan kalian berhasil, karena kertas ini sudah sama dengan kertas lainnya yang siap dikilokan.


Saya bukan little monster sejati. Saya bukan salah satu dari 25juta followers Lady Gaga di twitter. Saya tidak punya album Lady Gaga. Di playlist saya pun hanya ada 3 lagu Lady Gaga yaitu Foker Face, The Edge of Glory dan Born This Way. Tapi saya sangat tertarik untuk menonton konser Lady Gaga. Alasannya karena Lady Gaga adalah legendnya dunia musik yang saya yakini hingga saya tua nanti ia pasti akan tetap dibicarakan, selain itu saya juga penasaran dengan aksi panggungnya yang disetting seperti kerajaan dan dikemas dalam bentuk opera. Ya, membayangkannya membuat imajinasi berkeliaran untuk segera diwujudkan di alam nyata.

Tanggal 30 Maret 2012 hari dimana tiket lady Gaga dijual. Saya pun sudah memastikan koneksi internet di kantor bertaraf excellent *ya saya parno juga kehabisan tiket waktu konser katy perry*. Tepat jam 10 penjualan Online dibuka, saya pun sigap, dan tiba-tiba semangat membahana saya seperti dilemparkan ke bumi dari lantai 20 sebuah gedung. Dengan mata mendelik dan mulut menganga saya mengetahui suatu hal, ternyata proses pembayaran tiket melalui kartu kredit dan saya tidak mempunyai benda itu. Lemas. Tidak tahu harus berbuat. Hai, bukankah Allah menyukai makhluk yang berusaha. Maka semangat yang berguguran saya kembalikan ke tempat asalanya dan memutar ide lagi sehingga dapatlah suatu keputusan dengan menebalkan muka, saya akan meminjam kartu kredit ke kakak sepupu. Kartu kredit didapat, sekarang tinggal kembali bergulat dengan pembelian online *hati berdebar karena takut sold out* dengan kecepatan maksimal jari telunjuk disertai perasaan hati yang harap-harap cemas, data semua pun telah dimasukkan dan jengjeng tertulis Print ticket your home di layar komputer. Oalllaaahhh senangnya tak terbendung. Tiket Lady Gaga berhasil dibeli.

Itu pengalaman saya tentang kertas ini. Saya yang awalnya excited berangsur-angsur gusar dan berakhir dengan kekecewaan. Kecewa dengan alasan mereka yang dipenuhi ketidak masuk akalan walaupun dibungkus serapi mungkin. Kecewa dengan pemberitaan mereka yang dilebay-lebaykan seakan-akan tujuan utamanya hanya memperkeruh keadaan. Kecewa dengan mereka yang kelihatan tidak punya sikap dan bisa dikendalikan padahal mereka mempunyai kekuatan yang lebih di negeri ini. Kecewa dengan skenario yang dibuat apik layaknya film peraih oscar hanya karena ketidakmampuan mereka bersaing dengan kompetitornya.  Kecewa dengan mereka yang mengatasnamakan suara rakyat Indonesia, umat Muslim, bahkan membawa-bawa nama Tuhan, yakin sudah menjadi warga negara Indonesia yang baik? Yakin sudah menjalankan perintah agama dengan benar? Yakin pasti masuk surga?. Kecewa dengan cara mereka menghancurkan imajinasi saya akan sebuah konser yang penuh dengan kekaguman. Saya saja kecewa, apalagi mereka yang kita sebut dengan Little Monster.

0 komentar:

Posting Komentar