Vintagergous. World. Smile.

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!



Kalau Jodoh Tidak Akan Lari Kemana

Selasa, 26 Juni 2012

Senyum-senyum sendiri kalau ingat peristiwa ini dan semakin yakin dengan ungkapan kalau jodoh tidak akan lari kemana. Tidak, jangan kalian fikir saya sedang membicarakan si lawan jenis. Ini tentang kehidupan personal saya yang tidak melibatkan orang lain.

Sekitar beberapa bulan lalu *saya lupa tepatnya kapan, karena saya memang kurang ahli dalam urusan ingat mengingat* ketika sedang berjalan disebuah mall terkemuka dan termasyhur di Pontianak, mata saya langsung tertuju pada tas mungil dengan warna pink stabilo yang terpajang manis di etalase departemen store, tanpa perlu dikomando kaki ini langsung melangkah ke TKP. Bahannya bagus. Warnanya saya banget. Ukurannya pas. Modelnya vintage. Cocok dipakai sama saya. Pas ngintip harganya jeng jeng Rp 384.000. Segala keunggulan yang dimiliki tas tak berdosa ini pun sirna sudah. Tangan saya yang awalnya siap menyerahkan tas ini ke mbak penjaga untuk dibukakan bon pun, dengan berat hati mengembalikannya ketempat semula. Phuffff.... Bisa jebol nih dompet saya jika dipaksakan beli, maka dengan mencoba ikhlas, saya pun menjauh dari tas yang berhasil menorehkan "Love at the first sight" di hati saya. Cieeee...

Penghasut paling juara adalah godaan. Aduh semakin sering saya berjalan melewati tas itu, semakin meningkat juga godaan saya untuk memilikinya. Jadi tidak heran, kegiatan rutin setiap kali melewati tas itu adalah mengecek harga apakah sudah berubah ke nominal yang lebih kecil atau belum. Jika belum maka saya cepat-cepat kabur atau jika mbak penjaganya terlanjur menghampiri sebelum saya sempat kabur, maka saya pura-pura tertarik ingin membeli tapi selalu diakhiri dengan alasan hebat akan kekurangan yang dimiliki tas tersebut sehingga mbak penjaga memaklumi saya yang tidak jadi membeli tas tersebut. Ya, cara klise yang selalu sukses digunakan untuk menghadapi mbak penjaga dikala keuangan tidak berpihak pada keinginan yang menggebu.

Setelah sekian lama, untuk yang kesekian kalinya saya pun mencoba peruntungan pada tas yang sering membayangi khayalan, dan sepertinya Tuhan sedang sayang sama saya, dengan mata terbelalak sedikit tidak yakin tertera harga Rp 149.000 pada tas itu, tanpa pikir panjang dan rasa percaya diri yang tinggi, sayapun segera menyelesaikan proses pembayarannya.

Kini tas cantik itu terpampang manis dikamar saya. Tuhan memang punya cara sendiri ya untuk membahagiakan umatnya. Seandainya saya mengikuti hawa nafsu, pasti saya tidak mungkin bisa mendapatkan harga tas yang jauh lebih murah dari harga awal. Ya, mungkin ini hadiah yang diberikan Tuhan karena saya belajar untuk menahan hawa nafsu. Dan, tas ini sepertinya memang sudah ditakdirkan untuk berjodoh dengan saya, mengingat seberapapun kekecewaan saya tiap kali melihat harga tas yang tak kunjung berubah, saya tetap menanti dan kekeh untuk tidak berpaling ke yang lain, dan dengan pembuktian tidak habis dibeli orang tentunya. Di sini saya tidak bermaksud untuk pamer harga atau berkoar-koar punya tas baru. Saya hanya ingin sharing tentang skenario Tuhan itu indah, siapa yang bisa memungkirinya, kita sebagai manusia hanya bisa memainkannya sesuai porsi masing-masing tanpa harus dikurang-kurangkan apalagi dilebih-lebihkan. Percayalah Tuhan selalu memberikan yang terbaik, walaupun proses untuk menuju ke finish terkadang memakan waktu yang lama dan membutuhkan kesabaran yang lebih.

0 komentar:

Posting Komentar