Vintagergous. World. Smile.

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!



Air mata tak mampu mendeskripsikan kesedihan

Senin, 02 Juli 2012

Ini bukan musim gugur, tapi dedaunan berlomba-lomba kering tanpa sadar telah menelanjangi pohon.
Ini bukan cerita thriller pembunuhan, tapi rasanya ingin segera keluar dari dalam bioskop untuk segera menyudahi film.
Ini bukan demo masyarakat, tapi begitu banyak hati yang memberontak dan raungan yang tercabik-cabik.
Ini bukan bulan Februari, tapi hari dengan teganya pergi berlalu begitu cepat tanpa memberikan kesempatan kita untuk mengulang.
Ini bukan senja, tapi berangsur-angsur sunyi dan berlahan-lahan menghapus sinar matahari dengan pekatnya gelap.
Ini bukan emas, tapi begitu mahal harganya sehingga timbul penyesalan ketika menyadari bahwa emas ini bukan milik kita lagi.
Ini bukan kaca, tapi harus tetap dijaga, begitu pecah maka hancur berkeping-keping tanpa syarat dan begitu tersayat butiran kaca bukan hanya berdarah tapi ngilu sampai ke garis nadi terdalam.
Ini bukan putung rokok, tapi  asapnya berhamburan sehingga memaksa siapa saja untuk menghirupnya dan tanpa sadar hilang termakan api.
Ini bukan harga diri, tapi kita bela dan pertahankan sampai tanda seru berubah menjadi titik.
Ini bukan sinterklas, tapi ia bisa memberikan kejutan dengan caranya sendiri, yang terkadang kita pun bingung menyikapinya.
Ini bukan pintu, tapi harus ada yang dipersilahkan masuk dan ada hukum alam setelahnya, yaitu mengantarkan yang masuk tersebut untuk pulang dengan senyuman lalu menutupnya kembali.

Tuhan kembali menguji saya. Dengan caranya yang paling juara yaitu Kehilangan. Sebenarnya saya cukup familiar dengan si Kehilangan. Dan, seharusnya saya bisa bertahan dan membusungkan dada. Namun, pada kenyataannya saya tetap menjadi anak manis yang cengeng dan rapuh.
Air mata ini kembali diobaral. Diobral dengan serendah-rendahnya. Tapi saya tetap sombong dan egois, jangan paksa saya untuk berbagi dengan orang lain. Karena air mata ini spesial saya persembahkan untuk orang yang disayang.

Ini nyata. Berikan saya beberapa waktu untuk mencerna, mau disimpan kemana angan-angan yang belum terlakasana? Bagaimana mungkin meniadakan kehadiran yang senantiasa selalu ada? Saya masih butuh kenangan bersamanya, mengapa harus ada paksaan berhenti sampai disini? Kemana saya harus mencari senyum manis yang dihasilkan si pemilik gigi ginsul ketika saya merindukannya? Kau boleh pergi dalam waktu yang lama, kemanapun, tapi saya mohon kembalilah. Ini mengapa malah menyisakan kekagetan dan gejolak batin? Tubuh ini remuk, hati apalagi, siapa yang pantas disalahkan? tidak ada yang berani menjawab, jika Tuhan sudah campur tangan.


Sahabatuku baiu, untuk sementara bermainlah dulu bersama Tuhan. Berceritalah apa yang belum sempat dikeluhkan lidah. Bersantailah menikamati kebebasanmu dari rasa sakit yang dititipkan Tuhan beberapa waktu lalu. Bernyanyilah dengan bisikkan termerdumu ditaman langit. Jika sempat, kemarilah sebentar, peluk saya, tegarkan saya, usap air mata saya, kuatkan saya. Dan, kita bersama menguasai kebahagiaan di dunia. Ya,  sebagai sahabat kau selalu sukses, sukses dalam menjabarkan tiap lapisan makna dari persahabatan, sehingga meyakinkan saya bahwa hidup ini berarti untuk orang lain. Kini kau kembali sukses, namun kali ini lain, kau sukses menyita perhatianku sehingga saya tidak memperdulikan hal lain, kau sukses memonopoli airmata saya tanpa batas waktu, kau sukses menghentak hati saya tanpa ampun, kau sukses mengubur semua angan yang tak terencana, dan kau sukses mengkasat matakan dirimu dihadapan saya. Semua kau lakukan dengan sukses dan tanpa diskusi dulu kepada saya. Tuhan melarang umatnya untuk meratap, tapi ratapan ini tak sebanding dengan kehilangan satu detik tanpamu. Jadi tolong sampaikan maaf saya untuk Tuhan ya, Sahabatku.

*ini postingan blog teremosional bagi saya, selama menulis ini air mata berlomba-lomba ingin secepatnya menghirup bumi dan disertai bayangan kenangan yang setia duduk manis di fikiran.

1 komentar:

alfian yuda mengatakan...

halo mba anisa .
aku suka banget sama cerita mba anis sewaktu dikashmir dan kebetulan tahun depan saya berencana berlibur kesana . kalo diperbolehkan saya bisa minta no hp/ pin mba anisa buat ngobrol2 seputar kashmir ? ini alamat email saya mba alfianyudaprasetiyo@yahoo.com . sebelumya trimakasih ya mba :D

Posting Komentar