Vintagergous. World. Smile.

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!



Wawancara Bersama Angin

Rabu, 25 Juli 2012

Apa kabar Annisa?
Baik. Alhamdulillah.

Sudah senyum hari ini?
Sudah. Tapi senyum yang dipaksakan lebih banyak daripada senyum yang tulus. Mungkin karena sesuatu yang dipaksakan itu lebih mudah daripada harus yakin mengikuti kata hati.

Bagaimana kabar matahari?
Ya, seperti biasa, masih setia menemani hingga waktu perhatian ini dicuri oleh senja. Tapi ya lucu, saya (sangat) butuh matahari. Namun di lain pihak saya melumuri badan dengan body lotion bertaraf SPF tinggi dan menopengi krim anti sinar matahari di wajah saya. Ya, salah satu sifat manusia yang tidak bisa dihindari memang.

Siapa sahabat terbaikmu?
Bayangan. Semua yang saya lakukan selalu didukung. Disaat saya benar-benar sendiri dan sedang tidak butuh orang lain pun ia selalu ada. Dan belakangan ini saya tahu, ia pergi tiap tidak ada cahaya karena ia butuh amunisi untuk memberikan setitik cahaya untuk saya.

Dimana rindu letaknya sekarang?
Sudah diujung batas. Tinggal sedikit lagi diretas. Namun sekarang saya ketagihan, tidak ingin kehilangan rindu, maka saya minta ijin ke waktu untuk memperpanjang batas rindu.

Pilih salah satu, detak jantung atau detik jam?
Detik jam. Untuk apa punya detak jantung, tapi tidak bisa memahami keinginan yang terpatri dan tidak mempergunakan tiap detiknya untuk menghakimi impian yang selalu betah  bercogok di rencana.

Tulisan apa yang terakhir kau baca?
Keabadian. Siapa bilang tak ada yang abadi? Diam-diam kita semua menabung keabadian. Penasaran? Nama seseorang di nisan merupakan salah satu bentuk keabadian. Tak ada yang  memungkiri keabadian itu, bukan.

Bagaimana kau menyingkapi pencitraan?
Ah, saya sih tidak perlu pusing akan hal itu. Lihat badan saya. Gendut kan. Apa yang kau pikirkan setelah melihat itu? Badan gendut pasti tidak punya beban fikiran, makan enak, tidur cukup. Ya, dengan hanya melirik bentuk badan, orang-orang spontan mengganggap saya bahagia. 

Apa yang terpenting dalam hidupmu?
Kacamata. Beri saya uang sebanyak apapun. Hujani saya cinta yang bertubi-tubi. Limpahi saya angan-angan indah yang tak berkesudahan. Peluk erat saya dengan nyanyian surga. Itu semua tidak  ada yang tahu keasliannya. Hanya kacamata (hati) yang dapat menilainya.

Terakhir, apa yang ingin kau sampaikan pada dunia?
Standar nilai bagus bukan 1O. Tiap orang punya standar masing-masing untuk passion yang berbeda pula. Jangan menyama ratakan hal yang memang sejatinya tidak bisa di samakan.

0 komentar:

Posting Komentar