Jam menunjukkan pukul 12.50 WIB. Saya dan orang kantor dikejutkan oleh suara orang berteriak "kebakaran... kebakaran..." Saya pun segera berlari ke TKP yang jaraknya hanya sekitar 100meter dari kantor. Ketika sampai, kobaran api yang berpusat pada ruko paling ujung sebelah kiri pun mengamuk menunjukkan identitasnya. Orang-orang masih belum ramai berkumpul. Petugas pemadam kebakaran belum datang. Para pemilik ruko lintang pukang berusaha membawa barang yang bisa diselamatkan. Badan ini pun merinding melihat peristiwa yang baru pertama kali tertangkap mata secara langsung.
Belum selesai kecengangan ini, tiba-tiba terdengar suara azan dari masjid yang terletak tepat di sebelah jejeran ruko yang terbakar. Nah disini titik kebatinan diri saya muncul, dengan melihat kebakaran secara nyata digabungkan dengan suara azan yang sengaja dikumandangkan oleh orang masjid sebagai wujud meminta pertolongan kepada sang Pencipta, membuat hati saya ngilu, air mata rasanya ingin tumpah, aliran darah tergambar berombak, pikiran udah bercabang ke mana-mana. Dan anehnya, setelah azan selesai, perasaan itu hilang, namun sampai saya menulis blog ini masih membekas bagaimana perasaan itu pernah ada di diri saya. Saya sendiri bingung dengan perasaan yang ditimbulkan oleh raga saat itu, tak terdefinisi. Sesampai dirumah, saya cerita ke mbak rie tentang perasaan "aneh" yang saya alami, mbak rie cuma bilang "mestinya kamu bersyukur, masih bisa sedih mendengar azan, berarti hati kamu tidak keras".
NB:Saya dibuat kagum oleh sistem kerja petugas pemadam kebakaran, cepat, lincah, tanggap, berani dan laki banget.
0 komentar:
Posting Komentar