Ini hari Senin tanggal 8 Agustus 2011....
Hari ke 8 puasa Ramadhan...
Hari yang biasa-biasa saja, ya selayaknya hari senin biasalah, pagi-pagi sudah siap dengan tetek bengek kantor, ya semenjak ada tuntutan untuk bekerja, hari senin saya sudah tidak bisa digunakan dengan berlama-lama di atas kasur....
Yaaaa rutinitas yang sama saya lakukan untuk tanggal 8 beberapa tahun belakangan ini, setelah Agustus 2004...
-HENING-
Saya sedih, jujur saya sangat sedih, bahkan sempat hancur, sibuk menata hati, merancang ulang masa depan yang menurut saya (waktu itu) sudah tidak berguna lagi...
Pernah merasakan ingin menghentikan waktu dan kembali ke masa lalu untuk mengukir kenangan indah yang lebih banyak, sehingga merasa waktu 1 detik itu luar biasa sekali bila kita manfaatkan dengan penuh cinta...
Berapa banyak air mata yang menetes? Oh bukan menetes lagi, ini sudah di namakan hujan badai, yang terus mengalir seperti air sungai yang tidak berkesudahan, ingin rasanya menyudahinya dengan berharap musim kemarau datang, tapi apa? saya tidak bisa menghentikan air mata ini, mereka selalu berlomba-lomba untuk jatuh ke bumi...
Mereka, mereka yang saya sebut sebagai keluarga dan sahabat, terus membangkitkan semangat saya untuk tetap tegar, kuat, ikhlas. Tapi maaf, saya hanya gadis kecil yang rapuh, yang tidak bisa bersandiwara untuk tersenyum di saat hati remuk. Gadis kecil yang merasa (waktu itu) siap untuk mati kapan pun. Gadis kecil yang ingin bertemu Tuhan, untuk bertanya kenapa itu bisa terjadi, bukankah di dunia ini begitu banyak manusia, mengapa harus saya yang merasakan keperihan batin ini?
-Tarik Nafas dan Tersenyum-
Tertawa, Semangat dan Bahagia. Ya sekarang saya merasakan itu semua. Sekarang saya merasa plong. Ini hidup saya terlalu sayang untuk dilewati begitu saja tanpa di isi dengan pelangi kehidupan. Saya sudah menjadi manusia normal, yang selalu tertawa paling besar ketika ada kekonyolan, yang selalu antusias menonton infotainment, yang ikut bersedih ketika duka melanda drama kehidupan, yang bisa bereaksi ketika sang adam mendekat. Intinya, saya selalu menanamkan keyakinan ke diri saya, mengapa saya harus bersedih kalau orang yang begitu luar biasa saya cintai bahagia? Ini hanya masalah waktu, cepat atau lambat hal ini akan terjadi, saya yakin Tuhan sudah tidak sabar untuk dekat dengan orang yang begitu luar biasa saya cintai, makanya Tuhan mengambilnya lebih cepat. Saya terlalu egois bahkan tidak tahu diri jika Tuhan, Sang pemilik ingin mengambil kepunyaanNya, saya malah tidak terima. Siapa saya? Mestinya saya bersyukur di antara banyak manusia di dunia, saya memiliki waktu 16 tahun 6 bulan yang begitu berkualitas dan sempurna. Dan, tentu saja setelah itu saya memiliki kenangan manis yang pastinya akan saya bawa sampai ajal menjemput...
Ini hari Senin tanggal 8 Agustus 2011...
Ini, tahun ke 7 saya mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN BAPAK, M ZUHDI SAAD dalam doa. Doa yang selalu menjadi tali penyambung komunikasi kita. Kita begitu dekat pak, dekat sekali, karena bapak ada di detak jantung saya, yang selalu menemani dan menuntun sampai waktunya, bapak akan menjemput saya ke suatu tempat yang kekal abadi sehingga tidak ada waktu sedikit pun untuk kita terpisah.
Hari ke 8 puasa Ramadhan...
Hari yang biasa-biasa saja, ya selayaknya hari senin biasalah, pagi-pagi sudah siap dengan tetek bengek kantor, ya semenjak ada tuntutan untuk bekerja, hari senin saya sudah tidak bisa digunakan dengan berlama-lama di atas kasur....
Yaaaa rutinitas yang sama saya lakukan untuk tanggal 8 beberapa tahun belakangan ini, setelah Agustus 2004...
-HENING-
Saya sedih, jujur saya sangat sedih, bahkan sempat hancur, sibuk menata hati, merancang ulang masa depan yang menurut saya (waktu itu) sudah tidak berguna lagi...
Pernah merasakan ingin menghentikan waktu dan kembali ke masa lalu untuk mengukir kenangan indah yang lebih banyak, sehingga merasa waktu 1 detik itu luar biasa sekali bila kita manfaatkan dengan penuh cinta...
Berapa banyak air mata yang menetes? Oh bukan menetes lagi, ini sudah di namakan hujan badai, yang terus mengalir seperti air sungai yang tidak berkesudahan, ingin rasanya menyudahinya dengan berharap musim kemarau datang, tapi apa? saya tidak bisa menghentikan air mata ini, mereka selalu berlomba-lomba untuk jatuh ke bumi...
Mereka, mereka yang saya sebut sebagai keluarga dan sahabat, terus membangkitkan semangat saya untuk tetap tegar, kuat, ikhlas. Tapi maaf, saya hanya gadis kecil yang rapuh, yang tidak bisa bersandiwara untuk tersenyum di saat hati remuk. Gadis kecil yang merasa (waktu itu) siap untuk mati kapan pun. Gadis kecil yang ingin bertemu Tuhan, untuk bertanya kenapa itu bisa terjadi, bukankah di dunia ini begitu banyak manusia, mengapa harus saya yang merasakan keperihan batin ini?
-Tarik Nafas dan Tersenyum-
Tertawa, Semangat dan Bahagia. Ya sekarang saya merasakan itu semua. Sekarang saya merasa plong. Ini hidup saya terlalu sayang untuk dilewati begitu saja tanpa di isi dengan pelangi kehidupan. Saya sudah menjadi manusia normal, yang selalu tertawa paling besar ketika ada kekonyolan, yang selalu antusias menonton infotainment, yang ikut bersedih ketika duka melanda drama kehidupan, yang bisa bereaksi ketika sang adam mendekat. Intinya, saya selalu menanamkan keyakinan ke diri saya, mengapa saya harus bersedih kalau orang yang begitu luar biasa saya cintai bahagia? Ini hanya masalah waktu, cepat atau lambat hal ini akan terjadi, saya yakin Tuhan sudah tidak sabar untuk dekat dengan orang yang begitu luar biasa saya cintai, makanya Tuhan mengambilnya lebih cepat. Saya terlalu egois bahkan tidak tahu diri jika Tuhan, Sang pemilik ingin mengambil kepunyaanNya, saya malah tidak terima. Siapa saya? Mestinya saya bersyukur di antara banyak manusia di dunia, saya memiliki waktu 16 tahun 6 bulan yang begitu berkualitas dan sempurna. Dan, tentu saja setelah itu saya memiliki kenangan manis yang pastinya akan saya bawa sampai ajal menjemput...
Ini hari Senin tanggal 8 Agustus 2011...
Ini, tahun ke 7 saya mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN BAPAK, M ZUHDI SAAD dalam doa. Doa yang selalu menjadi tali penyambung komunikasi kita. Kita begitu dekat pak, dekat sekali, karena bapak ada di detak jantung saya, yang selalu menemani dan menuntun sampai waktunya, bapak akan menjemput saya ke suatu tempat yang kekal abadi sehingga tidak ada waktu sedikit pun untuk kita terpisah.
0 komentar:
Posting Komentar