Hal yang sebenarnya tak perlu di ragukan kedatangannya, tak usahlah pusing memikirkannya. Bukankah jodoh sudah di atur oleh Sang Sutradara?
Saya pribadi sebenarnya paling malas membahas tentang jodoh, ya karena saya memang selalu berpatokan pada ungkapan yang tertulis di awal postingan ini, orang-orang terdekat saya sudah paham betul dengan pola itu. Namun ada beberapa moment yang sepertinya memaksa saya untuk membahasanya dan semakin yakin bahwa proses datangnya jodoh itu benar-benar mengelitik nurani yang terkadang agak susah di terima oleh akal sehat. Ya, kejutan Tuhan memang benar-benar nyata.
Saya mempunyai sahabat bernama Asma. Kami dekat dari zaman SMP. Namun, ketika memasuki SMA, kami tidak ada berkomunikasi sama sekali. Mulai menyambung silaturahmi lagi pada saat kuliah, sepertinya kami harus berterimakasih kepada Facebook, karena telah berhasil menyambung persahabatan kami. Nah beberapa tahun yang lalu, Asma cerita bahwa ia menjalin hubungan spesial dengan Warga Negara Bangladesh yang ia kenal dari Facebook. Saya ingat betul, waktu itu saya hanya bilang "Serius ma? Wah nanti anaknya campuran Bangladesh-Indonesia lah, bisa jadi artis tuh ma, kalau butuh manager hubungi aku ya ma". Dan Asma pun menanggapi jawaban saya yang asal keluar itu hanya dengan tertawa. Jujur, saya kala itu hanya menganggap hubungan angin lalu, mengingat jarak, tak pernah adanya tatap muka, serta komunikasi yang terbatas (mereka berkomunikasi dengan bahas Inggris, dimana keduanya tipe yang pasif, sehingga tidak jarang Asma mengandalkan Google translate sebagai alat bantu berkomunikasi). Seiring berjalannya waktu, semakin ke sini hubungan mereka semakin serius, dimulai dari Asma membentengi dirinya ketika ada lelaki "nyata" yang mendekat hingga omongan mereka yang mengarah pada pernikahan. Namun sepertinya keseriusan mereka tidak dianggap serius oleh orang sekitar Asma, keluarga Asma masih berusaha mengenalkan Asma dengan beberapa lelaki, tapi selalu sukses di tolak karena Asma sudah meyakini hatinya untuk seseorang yang jauh disana. Semua aman terkendali sampai akhirnya sang pria Bangladesh akan ke Indonesia untuk menikahi Asma. Semua kalut, saya, keluarga, terlebih yang tidak setuju dengan hubungan mereka. Sebagai seorang sahabat, jujur ada kekhawatiran yang berlebihan, ini masalah pernikahan bukan hal yang sepele, ini tentang masa depan sahabat. Saya berkali-kali bertanya kepada Asma "Ma, kamu yakin ma? Udah difikirkan baik-baik? Kemungkinan terburuknya gini loh ma, blablablabla". Asma dengan tenang menjawab "Yakin sa, kalau emang jodoh ya nikah, kalau emang endak ya udah pisah, ikuti saja alurnya gimana nanti". Seribu kali saya memberikan pertanyaan yang sama, seribu kali juga saya mendengar jawaban yang serupa. Jadi ya sudahlah, kalau pemeran utamanya sudah yakin, saya hanya bisa mendukung dan berdoa yang terbaik. Pada hari yang telah ditentukan, setelah tiga tahun hanya berhubungan melalui Facebook, telponan, SMSan, Asma pun berangkat ke Jakarta untuk menemui sang pujaan hati untuk pertama kalinya, disana mereka megurus surat-surat izin nikah di Kedubes Bangladesh, sempat amazed juga mendengar cerita mereka selama disana, dimana tiap pagi mereka janjian bertemu dan sore hari berpisah di Stasiun (yang satu nginap di Jakarta, satunya lagi di Depok), belum lagi cerita repotnya kesana kemarin hanya berdua yang notabene ini pertama kalinya mereka berdua ke Jakarta. Penuh perjuanganlah yang pasti.Tapi, semua itu berbuah manis, ketika hari rabu kemarin mereka pulang ke Pontianak sudah mengantongi surat ijin menikah dari Kedubes Bangladeh. Hophophop tanpa menunggu lama lagi, hari sabtu kemarin dipilih mereka untuk mengesahkan hubungan mereka. Alhamdulillah, akhirnya cinta mereka berakhir di pelaminan, saya terharu mengingat bagaimana lika liku perjalanan cinta mereka, suka duka mereka yang Asma ceritakan kepada saya, usaha mereka untuk meyakini orang-orang bahwa cinta mereka pantas di perjuangkan. Air mata ini pun sempat jatuh ketika proses ijab kabul. Ini air mata bahagia. Bahagia untuk sahabat saya yang telah menemukan jodohnya. Ya jodoh, tak ada istilah jarak, perbedaan bahasa budaya, bertemu tatap muka instan. Tuhan memang punya rahasianya tersendiri.
Tanggal 5 Januari kemarin, saya bersama teman-teman pergi ke Singkawang dengan maksud refreshing dan mempererat tali pertemanan kita. Di dalam perjalanan, Diah yang duduk persis di sebelah saya, dengan suara yang dipelankan sehingga dipastikan bahwa hanya saya yang bisa mendengar, bercerita bahwa ia kenalan dengan seorang lelaki di tanggal 26 Desember, lalu merasa cocok satu sama lain, kemudian memutusakan untuk lamaran 3 minggu setelah pertemuan pertama mereka. Shock? Jelas, bagaimana tidak shock, itu prosesnya super duper singkat, udah berani melangkah terlalu jauh. Naluri nasehat emak-emak saya pun keluar, namun Diah sudah merasa mantap dengan apa yang sudah menjadi keputusannya, ya sudah sama seperti cerita sebelumnya, saya sebagai sahabat hanya bisa mendukung dan mendoakan yang terbaik. Hari minggu kemarin, Diah melaksanakan pernikahannya, tidak sampai 6 bulan dari pertemuan pertama, mereka sudah berstatus suami istri. Banyak yang bilang bahwa proses menuju pernikahan mereka terlalu cepat. Saya yakin 6 bulan yang lalu, Diah juga tidak akan menyangka bahwa sekarang ia resmi jadi istri orang. Tapi, siapa yang bisa menentang datangnya jodoh. Jodoh bukan masalah cepat atau lambat, ini bersumber pokok pada rahasia Tuhan.
Untuk sahabat-sahabatku sayang, selamat menempuh hidup baru ya. Dan, untuk siapapun diluar sana yang bergalau ria, selamat menikmati.
7 komentar:
Mba bisa tau no telfon teman mba yg nikah sama pria bangladesh itu?makasi
q jg minta nomornx
mbakk...mnta no tlp. teman mbak dongg...penting..bakas ya mbak
Hello i need also nomor telponnya, atau kontak medsosnya saja jg gpp, butuh bertanya sesuatu karna saya lg bingung jg mau nikah dengan org bangladesh
Hi kak..boleh bagi email fb.?
Sharing donk ttg pengalamannya menikah dengan org bangladesh..krn sy juga dkt dgn orang bangladesh, bagi email fb nya bisa?
Kak, boleh minta kontak temennya? Saya ingin minta share pengalaman menikah dgn org bangla.
Posting Komentar