Road To Java Jazz Festival 2012
Kamis, 23 Februari 2012
Ditag-in di Facebook foto ajaib ini sama kak lisa:
Jadi ingat kegilaan di acara Road To Java Jazz 2012 malam minggu, tanggal 11 Februari kemarin, ya saya (pura-pura) lupa memposting acara musik yang menghadirkan RAN dan ANJI di blog saya ini. Saya memang dari awal udah excited sekali untuk menonton acara ini, selain sepinya hiburan bermutu di kota Pontianak tercinta. Juga terselip faktor dan tujuan utama di sana. Hahaha tidak perlulah saya jabarkan alasan itu ya, karena dengan melihat barang yang saya pegang pada foto di atas, serta postingan blog saya beberapa hari yang lalu, sudah cukup jelas status keberadaan saya disana kenapa dan untuk siapa. Cieeeeeeee......
Sungguh menyenangkan malam itu, nyanyi teriak-teriak seolah-olah sibintang tamu mendengar suara saya, loncat-loncat mengikuti hentakan nada , mengangkat buku dan CD tinggi-tinggi dengan harapan siempunya karya melihat saya. Seruuuuuuuuuuuuuuu... Tapi agak sedikit heran deh dengan penonton di Pontianak. Gini ya si artis udah asyik nyanyinya, sesekali juga ada berinteraksi dengan penonton, lagu-lagu yang mereka bawakan juga ngebeat gak ada tuh yang mellow-melow menyemenye. Nah, para penonton yang arif dan budiman ini kebanyakan malah, hanya berdiri tegak mematung tanpa ada ekspresi apa-apa, jangankan loncat-loncat, nyanyi bareng aja nggak. Duh gak ngerti deh dengan tipe penonton seperti ini.
Berikut ini beberapa foto yang berhasil menunjukkan kebahagian saya malam itu:
Sungguh menyenangkan malam itu, nyanyi teriak-teriak seolah-olah sibintang tamu mendengar suara saya, loncat-loncat mengikuti hentakan nada , mengangkat buku dan CD tinggi-tinggi dengan harapan siempunya karya melihat saya. Seruuuuuuuuuuuuuuu... Tapi agak sedikit heran deh dengan penonton di Pontianak. Gini ya si artis udah asyik nyanyinya, sesekali juga ada berinteraksi dengan penonton, lagu-lagu yang mereka bawakan juga ngebeat gak ada tuh yang mellow-melow menyemenye. Nah, para penonton yang arif dan budiman ini kebanyakan malah, hanya berdiri tegak mematung tanpa ada ekspresi apa-apa, jangankan loncat-loncat, nyanyi bareng aja nggak. Duh gak ngerti deh dengan tipe penonton seperti ini.
Berikut ini beberapa foto yang berhasil menunjukkan kebahagian saya malam itu:
I Called it : Melepas Rindu Wif Lia
Minggu, 19 Februari 2012
Begitu antusias dan menarik sekali minggu ini. Ya, bagaimana tidak, seseorang yang begitu saya rindukan datang ke Pontianak. Dia adalah Lia, yang tidak lain dan tidak bukan merupakan sepupu saya yang selama 12 tahun pernah tinggal seatap dengan saya. Hahaha... sepertinya saya harus menyogok lia dengan nominal yang besar agar dia tidak menceritakan tingkah laku "lucu" dan "menggemaskan" saya di masa ketika masih ada harapan untuk badan ini bertambah tinggi.
Dan, jadilah minggu ini saya habiskan full bersama lia, mulai dari kuliner makanan yang dirindukan lia, nonton Republik Twitter, Karaoke, belanja dan ngebajak lia untuk tidur di rumah selama 3 malam. Dan ritual wajib adalah ngebahas kejadian menakjubkan bin aneh bin alay zaman dulu. What??? "Seperfectionist" itukah saya dulunya??? :P
Terimakasih lia, sudah mampir ke sini dengan menghadirkan kehangatan, mempersembahkan kedewasaan, menciptakan ketulusan, menyebarkan aura positif, menjauhkan rasa dendam, dan meninggalkan kerinduan. Mbak ak sayang lia. Tunggu Mbak ak di Malang yaaaaaaaaaaaaaa.......
Dan, jadilah minggu ini saya habiskan full bersama lia, mulai dari kuliner makanan yang dirindukan lia, nonton Republik Twitter, Karaoke, belanja dan ngebajak lia untuk tidur di rumah selama 3 malam. Dan ritual wajib adalah ngebahas kejadian menakjubkan bin aneh bin alay zaman dulu. What??? "Seperfectionist" itukah saya dulunya??? :P
Terimakasih lia, sudah mampir ke sini dengan menghadirkan kehangatan, mempersembahkan kedewasaan, menciptakan ketulusan, menyebarkan aura positif, menjauhkan rasa dendam, dan meninggalkan kerinduan. Mbak ak sayang lia. Tunggu Mbak ak di Malang yaaaaaaaaaaaaaa.......
Surat Untuk Blog Too Sweet To Forget
Kamis, 16 Februari 2012
Dear My Blog...
Hari berganti hari tanpa perduli ceritaku yang tertinggal di hari sebelumnya, kemudian dengan tangkas aku pun menghampirimu agar ceritaku tak terkikis oleh gelombang rekayasa Tuhan yang tak pernah berhenti bergemuruh. Selalu tersimpul senyum disana, setiap kali aku membaca kata demi kata yang berjejer manis mengguratkan ingatan akan hal-hal yang aku sebut kenangan.
Dear My Blog...
Sudahkah kau terlelap hari ini? Atau kau sedang menanti pelukan kelelawar yang terlau sibuk mencari identitas malam? Walaupun terlambat ijinkanlah aku untuk mengucapkan selamat memejam diiringi rasa ketidak nyamanan yang menyentil hati ini.
Dear My Blog...
Sesungguhnya aku lebih menginginkan kita berbicara saling menimpali bersahut-sahutan, membagikan suara kita bermain bersama angin, berlomba menggerakkan bibir agar kau lebih memahami pikiranku yang selama ini tersegel dalam tabir pengekang jiwa, tapi apalah daya, menatap matamu aku malu, malu akan pilih kasihku pada Facebook, Twitter dan teman baruku, Instagram.
Dear My Blog...
Jika ditanya sudah tidak adakah cerita yang harus ku tumpahkan kepadamu? Kamu salah besar, setiap hari aku selalu melakoni tokoh yang berbeda-beda, terkadang aku berperan sebagai tokoh antagonis yang terlalu egois dalam bersaing bersama peran yang lain sehingga mengenyampingkan takdir. Pernah aku menjadi pemain yang tertindas, handal dalam menciptakan air mata, serapuh tanaman putri malu tiap kali disentuh, terpuruk dan tak berdaya. Tak jarang pula, aku mendapatkan peran manusia bijaksana, yang selalu menari-nari diatas alunanan canda tawa diiringi dengan orkestra penyejuk hati. Itu semua hanya sebagian lakon yang aku perankan. Lihat, bagaimana melubernya kisahku. Ingin, ingin selalu berbagi denganmu, tapi aku punya keterbatasan waktu, tenaga dan alasan yang lebih tepatnya adalah rasa malas yang berbanding terbalik dengan rasa berbagi cerita.
Dear My Blog...
Jika aku tak datang, jangan kau risau, tetaplah menjadi barisan tulisan yang membuat orang rindu untuk meng-klik namamu.
Jika aku jarang menghampirimu, jangan bersedih, anggaplah aku kekasih hatimu, yang pasti akan datang dan menumpahkan kecintaannya walaupun sudah pergi jauh tak terdeteksi.
Jika aku lebih sibuk dengan teman-temanku yang lain, itu karena kau begitu istimewa, bagaimana tidak, mereka bisa kutemui disituasi apapun, sedangkan mendatangimu fikiranku harus fokus terhadapmu agar tercipta kata-kata syahdu penguat makna.
Jika kau bilang aku jahat, maka maafkanlah aku, sungguh aku minta maaf, tak ada maksud untuk menyia-nyiakanmu, apalagi menggantikanmu dengan yang lain, ini hanya masalah keterbatasan yang terkadang dibuat-buat si pemohon maaf. Maka dari itu, mulai sekarang sebisa mungkin aku akan berusaha untuk memperbanyak intensitas keintiman kita. Kau terlalu indah, sesuai dengan namamu Too Sweet To Forget.
Hari berganti hari tanpa perduli ceritaku yang tertinggal di hari sebelumnya, kemudian dengan tangkas aku pun menghampirimu agar ceritaku tak terkikis oleh gelombang rekayasa Tuhan yang tak pernah berhenti bergemuruh. Selalu tersimpul senyum disana, setiap kali aku membaca kata demi kata yang berjejer manis mengguratkan ingatan akan hal-hal yang aku sebut kenangan.
Dear My Blog...
Sudahkah kau terlelap hari ini? Atau kau sedang menanti pelukan kelelawar yang terlau sibuk mencari identitas malam? Walaupun terlambat ijinkanlah aku untuk mengucapkan selamat memejam diiringi rasa ketidak nyamanan yang menyentil hati ini.
Dear My Blog...
Sesungguhnya aku lebih menginginkan kita berbicara saling menimpali bersahut-sahutan, membagikan suara kita bermain bersama angin, berlomba menggerakkan bibir agar kau lebih memahami pikiranku yang selama ini tersegel dalam tabir pengekang jiwa, tapi apalah daya, menatap matamu aku malu, malu akan pilih kasihku pada Facebook, Twitter dan teman baruku, Instagram.
Dear My Blog...
Jika ditanya sudah tidak adakah cerita yang harus ku tumpahkan kepadamu? Kamu salah besar, setiap hari aku selalu melakoni tokoh yang berbeda-beda, terkadang aku berperan sebagai tokoh antagonis yang terlalu egois dalam bersaing bersama peran yang lain sehingga mengenyampingkan takdir. Pernah aku menjadi pemain yang tertindas, handal dalam menciptakan air mata, serapuh tanaman putri malu tiap kali disentuh, terpuruk dan tak berdaya. Tak jarang pula, aku mendapatkan peran manusia bijaksana, yang selalu menari-nari diatas alunanan canda tawa diiringi dengan orkestra penyejuk hati. Itu semua hanya sebagian lakon yang aku perankan. Lihat, bagaimana melubernya kisahku. Ingin, ingin selalu berbagi denganmu, tapi aku punya keterbatasan waktu, tenaga dan alasan yang lebih tepatnya adalah rasa malas yang berbanding terbalik dengan rasa berbagi cerita.
Dear My Blog...
Jika aku tak datang, jangan kau risau, tetaplah menjadi barisan tulisan yang membuat orang rindu untuk meng-klik namamu.
Jika aku jarang menghampirimu, jangan bersedih, anggaplah aku kekasih hatimu, yang pasti akan datang dan menumpahkan kecintaannya walaupun sudah pergi jauh tak terdeteksi.
Jika aku lebih sibuk dengan teman-temanku yang lain, itu karena kau begitu istimewa, bagaimana tidak, mereka bisa kutemui disituasi apapun, sedangkan mendatangimu fikiranku harus fokus terhadapmu agar tercipta kata-kata syahdu penguat makna.
Jika kau bilang aku jahat, maka maafkanlah aku, sungguh aku minta maaf, tak ada maksud untuk menyia-nyiakanmu, apalagi menggantikanmu dengan yang lain, ini hanya masalah keterbatasan yang terkadang dibuat-buat si pemohon maaf. Maka dari itu, mulai sekarang sebisa mungkin aku akan berusaha untuk memperbanyak intensitas keintiman kita. Kau terlalu indah, sesuai dengan namamu Too Sweet To Forget.
Nostalgia
Selasa, 07 Februari 2012
Zaman dulu, waktu dimana saya masih lucu-lucunya seperti Suri Cruise. Keluarga saya punya hobi merekam lagu-lagu favorit yang disimpan dalam satu kaset. Dengan bantuan teman ibu saya, yang entah dibayar berapa, satu kaset yang berisi 18 lagu beserta fotocopy-an liriknya pun dapat kami nikmati dengan fikiran melayang masing-masing tapi tetap diselimuti oleh kehangatan cinta keluarga.
Entah karena rindu akan masa-masa itu atau karena sudah bosan dengan musik era sekarang. Saya sedang rajin bin giatnya mendownload lagu-lagu yang ada di beberapa kaset zaman dulu itu. Lagu zaman dulu musiknya memang lebih sederhana,tapi masalah lirik, boleh diadu, zaman dulu tetap juaranya. Nih, saya kasih lagu lawas yang menurut saya paling tsaaahhh, ciamik, yahud, merasuk ke hati, menggelegar, ngangenin, tetap setia di playlist, dan berpotensi menyebabkan kegalauan.
Katon Bagaskara feat Ruth Sahanya - Usah Kau lara Sendiri
Fatur - Selalu Untuk Selamanya
Indra Lesmana - Selamat Tinggal
Andre Hehanusa - Kuta Bali
Memes - Terlanjur Sayang
Hayo yang merasa seangkatan saya, lahirnya tahun 1995an :P, selamat bernostalgia ya... Monggo di download lagi lagu favorit kalian, kenalin ke penerus kita...
Deliciouso Pancake Durian
Kamis, 02 Februari 2012
Akhirnya kesampaian juga makan Pancake Durian. Alhamdulillah, gak jadi ileran deh nih anak Jared Leto :D. Ini semua gara-gara, tweet artis-artis yang saya follow maupun yang tidak (uppsss ketahuan Stalkernya) menulis tentang Pancake Durian yang rasanya "surga banget". Saya yang dari ubun-ubun sampai ujung mata kaki menggilai durian, tentu saja panas dingin penasaran menggelinjang sama nih pancake.
Beruntung, baru-baru ini, Pancake durian dipasarkan juga di Pontianak. Dengan semangat masa muda dan keinginan yang merekah-rekah saya pesan sebelum tuh pancake menginjakkan kaki di Pontianak. Begitu pesanannya datang, tadaaaaa ini penambakkan Pancake Durian itu:
Buka staples pengikatnya, gigit, kunyah, ohhhhh deliciouso, lapisan kuningnya tipis dan yang suprise isinya bo', durian semua... Duriannya tidak begitu manis, jadi makannya gak enek, bikin nagih. Belum lagi aroma durian, yang mengalahkan aroma ikan asin jambal roti (hahaha ikan asin yang satu ini memang selalu sukses membangkitkan selera makan saya). Ditambah lagi sensai dingin setelah di simpan di kulkas. Lembek, nyatu dilidah. Beuhhhh surga dunia. Nih, kalian yang mengaku pemuja durian, wajib sewajib wajibnya ngerasain pancake ini.
Beruntung, baru-baru ini, Pancake durian dipasarkan juga di Pontianak. Dengan semangat masa muda dan keinginan yang merekah-rekah saya pesan sebelum tuh pancake menginjakkan kaki di Pontianak. Begitu pesanannya datang, tadaaaaa ini penambakkan Pancake Durian itu:
Buka staples pengikatnya, gigit, kunyah, ohhhhh deliciouso, lapisan kuningnya tipis dan yang suprise isinya bo', durian semua... Duriannya tidak begitu manis, jadi makannya gak enek, bikin nagih. Belum lagi aroma durian, yang mengalahkan aroma ikan asin jambal roti (hahaha ikan asin yang satu ini memang selalu sukses membangkitkan selera makan saya). Ditambah lagi sensai dingin setelah di simpan di kulkas. Lembek, nyatu dilidah. Beuhhhh surga dunia. Nih, kalian yang mengaku pemuja durian, wajib sewajib wajibnya ngerasain pancake ini.
Kepengen???? Yuk cobain, alamatnya di Jalan Purnama. Komplek Purnama Agung 7 Nomor Q 16 Pontianak. HP: 08565311717. Harga satuannya Rp 10.000. Loh, ini kenapa saya jadi bantu promosi tanpa imbalan nih. Tidak sesuai dengan ilmu ekonomi yang saya dapatkan. Tapi ya sudahlah, hitung-hitung sebagai ucapan terimakasih saya karena telah menghadirkan makanan enak ini di Pontianak.
Langganan:
Postingan (Atom)