Vintagergous. World. Smile.

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!



Dimana Kehidupan Normal itu???

Rabu, 18 Januari 2012

Saya merindukan kehidupan normal, ketika bangun tidur yang dicari bukan HP dan tertidur tidak dalam keadaan HP terlepas dari genggaman tangan.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana bisa berbicara fokus dengan orang disamping tanpa terpecah fikiran karena membaca twitter.

Saya merindukan kehidupan normal, disaat mendapatkan informasi mengenai warna favorit gebetan jauh lebih bermakna dibandingkan dengan keberadaan gebetan saat ia check-in di Foursquare.

Saya merindukan kehidupan normal, saat menerima SMS dari teman untuk ketemuan, bukan janjian melalui Twitter.

Saya merindukan kehidupan normal, ketika luka yang lama tidak perlu dipublish lagi di Facebook dengan judul foto Memory In SMA.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana melihat recent updates BB bukan suatu kewajiban, paling tidak dalam waktu 1 jam.

Saya merindukan kehidupan normal, saat tidak ada kata STALKER.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana waktu tidak dihabiskan sia-sia hanya dengan memperhatikan tingkah laku orang lain yang tidak ada hubungan sama sekali dengan saya di layar genggaman.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana tidak harus tahu perbincangan seru geng sebelah di timeline Twitter.

Saya merindukan kehidupan normal, disaat orang menanyakan nomor Handphone, bukan PIN BB.

Saya merindukan kehidupan normal, ketika tidak mudah terciptanya kedengkian saat membaca status orang lain yang sedang bersenang-senang.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana sebelum makan berdoa bukan memfoto makanan disertai tulisan "Akhirnya kesampaian juga makan sate ini" dan tulisan ajaib lainnya.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana Quality Time dengan keluarga jauh lebih diutamakan dibanding dengan ngobrol ngalur ngidul di Grup YM.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana rasa rindu benar-benar bermakna rindu saat mendengar suara jakunnya di negeri orang dibandingkan dengan melihat mimik wajahnya di Skype setiap hari.

Saya merindukan kehidupan normal, disaat tidak harus ilfil dengan orang, hanya karena curcol lebaynya di jejaring sosial.

Saya merindukan kehidupan normal, dimana mengcomment status atau foto mantan bukan menjadi alasan perkelahian pasangan dimadu cinta.

Saya merindukan kehidupan normal, ketika tersenyum melihat kenangan yang terbingkai di album foto, bukan hanya dipajang di Instagram.

Saya merindukan kehidupan normal, disaat orang lebih perduli dan tahu keadaan terdekat, bukan keadaan orang yang ada di antah berantah.

Saya merindukan kehidupan normal, ketika tidak dibuat galau oleh promotor konser dan antek-antek lainnya yang tunjuk jari nonton konser hanya karena kehabisan tiket.

Sungguh, saya merindukan kehidupan normal untuk saya dan orang-orang sekeliling saya.

FOSTER THE PEOPLE LIVE IN CONCERT 2012

Selasa, 17 Januari 2012

Ceceran Cerita Di Balik Foster The People Concert

Minggu, 15 Januari 2012

TER-HA-RU ala Rhoma Irama *towel kepala sendiri, itu Ter-la-lu Nisa*
Begindang loh, masih ingat gak sama postingan saya tanggal 28 November 2011. Bagi pengamat setia blog saya pasti masih ingat *di towel sama artis pendatang baru, sok-sokan ada penggemar*. Baiklah, demi meluruskan beberapa kalimat saya yang amburadul di atas, ada baiknya kita melihat blog saya tanggal tersebut.

Sudah??? Ya, ketika saya menulis postingan itu sampai tanggal 11 Januari 2012 jam 10 keinginan saya tersebut masih tetap pengharapan. Sampailah disuatu titik keputusan dadakan yang memberikan kejutan tersendiri disetiap peristiwa yang sudah direncanakan Tuhan.

Tak ada yang bisa memungkiri keinginan saya untuk nonton Foster The People sebegitu antusias, terbukti dengan postingan blog saya dan koleksi mp3 mereka yang secara bergantian menduduki peringkat pertama diplaylist saya. Anehnya, untuk memastikan Ok saya akan nonton itu susah sekali. Sejak dibuka pembelian tiket via online di Raja Karcis, sudah berkali-kali pesanan saya expired, karena saya hanya memesan tapi tidak melakukan pembayaran, padahal untuk kelas Festival, harga tiket mereka tergolong murah untuk standar konser Internasional. Begitu juga dengan tiket pesawat, tidak jarang saya mengecek harga keberangkatan tanggal 11 Januari 2012 rute Pontianak-Jakarta diberbagai maskapai penerbangan, tapi lucunya hanya mengecek, tanpa booking apalagi diisued.


Sempat terfikir untuk tidak usah nonton, tapi kok makin mendekati hari H makin galaudin aja ya, rasanya sayang gak nonton, ada kesempatan idola saya mampir kok gak saya tonton. Dimana jiwa ksatria pembela kebenaran saya sebagai penggemar kalau gak nonton. Seandainya perasaan kayak gini bisa dititipkan, pasti sudah saya titipkan ke orang lain. Akhirnya dengan mengandalkan motto "lebih baik menyesal sudah melakukan sesuatu, daripada menyesal karena tidak berbuat apa-apa" dan didukung oleh prospek indah serta hasutan manis dari mbak rie, maka jam 1 siang, kami nekat ke bandara dengan membawa tas masing-masing yang berisikan pakaian sekali ganti. Sampai di bandara, langsung menuju ke counter Lion Air, karena memang sudah mengecek ada penerbangan jam 13.20 dan "beruntung" pesawatnya delay jam 2, alhasil kita yang sampai dibandara jam 13.40 bisa ikut dengan pesawat itu. Alhamdulillah, bisa dibayangkan jika kami tidak berangkat dengan Lion yang jam 13.20, kemungkinan kami tidak jadi nonton, mengingat penerbangan tercepat berikutnya Garuda jam 15.20, kesorean bo', pasti gak keburu.

Mendarat di Jakarta jam 15.30, langsung menuju mushola *walaupun dari luar kelihatan begajolan yang sukanya happy2, tapi untuk urusan sama Tuhan, harus tetap dilakukan tanpa alasan A I U E O*. Selesai sholat, kita langsung melesat dengan Blue Bird menuju TKP alias Tennis Indoor Senayan untuk beli tiket konser, sempat ngomong juga dengan mbak rie, bagaimana jika yang tersisa hanya kelas VIP atau bahkan tiketnya habis. Arggghhhh gak mau, masa udah jauh-jauh nyebrang pulau, kita hanya dengar mereka nyanyi dari luar gedung. Nooooo, jika itu terjadi ijinkanlah saya untuk jualan air minum diluar gedung, setidak-tidaknya untuk menghibur hati saya. Sesampai di Tendoor, ada angin segar di sana, ternyata masih ada ticket box, hanya melesat sedikit, kelas Festival udah sold out, yang tersisa kelas Tribune dan VIP. Ya sudah langsung saja kita beli yang Tribune dengan merelakan beberapa lembar uang yang semestinya untuk keperluan lain, karena target awal kita adalah kelas Festival. Alhamdulillah, yang penting tiketnya masih ada dan bukan VIP.

Urusan tiket konser selesai, aman saudara/i, loh perut saya kok sakit ya? lihat jam sudah jam 17.10, mhhhh pantas saja perut saya cemburu nih, dari tadi tidak diperhatikan, kami pun makan di Penang Kecil FX Mall, dengan pesanan Nasi Lemak porsi lengkap, pas makan nasi lemak kok familiar ya dengan rasa ini, makan lagi kunyah - kunyah lagi, bengong... Oh inikan nasi uduk. *diiring lagu Hello - Ular Berbisa * Aku tertipu, aku terjebak, aku terperangkap muslihatmu*.

Perut kenyang, tiket di tangan, masih jam 17.50 perlu mengistirahatkan badan walau hanya sekejab nih, target utama di Harris FX senayan, saya sudah jatuh cinta dengan hotel ini sejak pertama saya nginap, hotelnya ellegant, private, aman, banyak bule ganteng, satu bangunan dengan FX Mall dan yang pasti dekat dengan TenDoor, jalan kaki aja sampai loh. Tiba di meja receptionist "mbak, room yang available untuk sekarang room apa ya???", "Untuk sekarang yang tersedia Suite Room". Whatttt??? Suite Room??? *sambil ngitung bisa buat makan enak beberapa hari dan belanja heboh*, maka kami pun mundur teratur, coba nanya ke Hotel Atlet Century yang kebetulan sebelahan dengan FX Senayan. "Mas, room yang ada apa sekarang?". "Untuk saat ini yang tersedia Executive room di harga xxx. Whatttttzzzz??? *kali ini pakai zzzz, biar lebih dramatis*. Ada apa ini??? Apakah saya emang diharuskan untuk jualan air minum setelah konser, untuk menutupi biaya hotel??? Atau saya harus menambahkan pengalaman saya sebagai calo tiket??? Kepala mumet, badan butuh istirahat, klo gak nginap di hotel, bisa remuk nih badan, harus ada yang dikorbankan nih, Ok pilihan terakhir yang dikorbankan adalah tabungan. Dan, dengan berjalan pelan tapi pasti, kami pun memantapkan diri menuju Harris FX Senayan.

Selesai berbenah, sekitar puluk 19.30, kami pun berjalan kaki menuju TenDoor, udah ramai disana, sambil menuju ke pintu masuk tribune, saya pelangak pelongo kanan kiri cari benner Foster The People. Kok gak ada ya? Bingung juga, padahal saya kan ingin menarsiskan diri disana. Ya sudahlah, langsung masuk saja, didalamkan juga bisa foto2. Mendekati jam 20.00 penonton makin ramai masuk, terutama yang di Festival. Ada yang sibuk dengan gadgetnya, foto-foto, cerita-cerita heboh, nelpon, sampai pelukkan *woi konser belom mulai woi, udah pelukkan aja*. Sekitar jam 20.15 lampu otomatis dimatikan, penonton heboh, eng ing eng, Foster The People is in da house. Argghhhh, dimulai dengan Houdini, penonton berhamburan, blitz kamera bertebaran, ohhhh saya suka situasi ini. Semua penonton bergoyang bernyanyi bersama, enjoy, ahhh love it. Tau donk, gimana uniknya musik mereka, nah musiknya pas konser ini diaransement lebih ngejelimet dan panjang. Bisa dibayangkan bagaimana kita dibuat ternganga dan menerka ini suara musiknya berasal dari mana? Kok bisa menghasilkan suara seperti itu? Ditambah lagi, para personilnya yang atraktif banget, ke sana kemari menguasai panggung. Oh ya, tidak kalah kagum sama Mark Foster, gila hebat penguasaan alat musiknya macem2, tapi yang selalu diingat dari mark Foster sih gaya andalannya yang berjalan miring dengan gaya jalan ditempat. Lucuuuu, dan sampai sekarang saya tidak pernah berhasil mencontohnya.Konser berakhir di jam 21.30, dengan ditutup lagu Pumped Up A kicks. Perjalanan menuju hotel, membawa sebongkah kesenangan, Beuhhhhhh kerennnnn, ini baru namanya Band. Setelah nonton, saya menyimpulkan bahwa musikalitas mereka diatas awan. Mantap maximal. Semua kejadian sebelum konser ini dimulai yang menimbulkan kegundahan lenyap sudah, terbayar sudah dengan penampilan Foster The People yang semerbak ciamik aduhai salut dah. Hai, jangan ragu untuk memanggil saya Foster Kids ya.


Sampai Hotel, Istirahat, Alhamdulillah bisa Tidurrrr dengan nyaman.....

Pagi hari, bangun, berkemas menuju bandara, maksud hati ingin naik Lion Air yang jam 09.20 ternyata sheat tinggal 1 dengan harga tertinggi 1,2 juta lebih, (sekarang lagi mendekati imlek, jadi pesawat jurusan Jakarta-Pontianak harganya mau naik haji balik hari) penerbangan selanjutnya siang, kelamaan, keburu jadi ikan asin dibandara. Jalan ke Counter Sriwijaya, ternyata siang juga berangkatnya. Berjalan lagi Teriminal selanjutnya (udah pada tahukan seberapa jauhnya jarak antara terminal yang satu dengan yang lainnya di Bandara Soetta, gempor-gempor dah) disitu ada Counter Batavia, KalStar dan Trigana berdekatan. Entah kenapa saya lebih berat ke KalStar, pas nanya ternyata ada penerbangan ke Pontianak yang sekarang lagi boarding dan pas dikonfirmasi masih bisa nerima penumpang. Jadilah kami, mulai dari check-in sampai pintu pesawat berlari-lari, ditambah lagi adanya suara "panggilan terakhir, untuk penumpang Kalstar tujuan Pontianak". Wuihhhh makin laju aja larinya. Baru kerasa sekarang deh, gimana pegalnya kaki dan ngos-ngosannya Cinta ngejar Rangga di Bandara. Alhamdulillah, kami sampai di kursi pesawat dengan nafas memburu dan harga yang paling murah diantara maskapai lainnya.


''Selamat datang di Bandara Supadio Pontianak. Tidak ada perbedaan jam antara Jakarta dan Pontianak. Blablabala". Ya sampai juga di Pontianak tepat jam 12 siang. Niat hati sebenarnya ingin istirahat dirumah, tidur, tapi apalah daya saya hanya karyawan biasa yang rutin ditelponin orang kantor jika tidak menyetor wajah di kantor tanpa alasan yang jelas. Jadilah saya, dari bandara langsung menuju kantor dengan bedak seadanya, rambut dicepol dan kaos Foster The People. Disertai 2 pasang mata yang meraung untuk di pejamkan.

Alhamdulillah,
selesai juga perjalanan konser penuh kejutan saya kali ini. Tidak seperti biasanya, saya menceritakan tahap demi tahap perjalanan ini. Saya merasa, ini perjalanan seru dan nekat. Semuanya dilakukan dengan reflek dan menerka-nerka. Dengan memegang prinsip "Kita lihat, skenario Tuhan untuk kita bagaimana". Seandainya saja, 1 hal saja kegiatan diatas ada yang tidak terlaksana, bisa jadi semuanya berantakan dan saya tidak akan tersenyum puas ketika menulis blog ini.

*Foto-foto konser Foster The People akan dishare setelah postingan blog ini.

Saya dan Sabtu/Minggu

Minggu, 08 Januari 2012

Semenjak ada tuntutan untuk menebalkan isi dompet disertai senyum merekah setiap tanggal 1. Maka, jadwal untuk bersosialisasi dengan sahabat-sahabat saya jadi mentok hari minggu atau sabtu. Bukan berarti hari lain tidak bisa, tapi mengingat kebingungan membagi porsi waktu yang bersaing dengan lelah badan serta otak membuat saya berfikir bertemu di hari kerja tidak akan menghasilkan kegilaan yang maksimal.
Ya... Kegilaan itulah yang sering saya rindukan ketika lama tidak bertemu mereka.
Mungkin itu juga ya alasannya saya selalu bersemangat dan ikhlas kerja di hari Jum'at walaupun kerjaan menyaingi banyaknya terumbu karang di Raja Ampat.

Nah, merealisasikan pemutusan rasa rindu saya, hari minggu ini kita janjian di Jco. Mhhhh lebih tepatnya lokasi ngumpul di Jco. Karena, kita jemput-jemputan dulu sebelumnya disertai ngumpul kecil-kecilan juga di rumah Yane. Dilengkapi dengan ajakan paksa untuk Mela. Alasannya? Hahaha biar kami, air putih dan lampu neon yang tau aja lah.



HAPPY WEEKEND