Kepengen nulis, tapi di otak gak ada konsep yang mau di tuangkan. Tengtong. Ini kenapa disaat semangat-semangatnya produktif malah harus tertahan sama kebuntuan ide nih. Ayo donk connect antara pikiran, tangan dan semangat... huzzz huzzz huzzz....
-20 menit kemudian_
Kepikiran omongan orang sekitar yang sering menanyakan, kenapa saya selalu terlihat ceria? kapan saya punya masalah? kenapa hidup saya santai-santai saja tanpa beban? Haiiiii, apakah saya terlihat begitu? Jika benar, berarti saya bisa mendapatkan piala oscar donk dengan acting saya yang briliant ini.
Saya juga diciptakan dari sari pati tanah dan musuh besar saya adalah setan, ya samalah dengan manusia lainnya. Otomatis juga merasakan apa yang manusia rasakan. Termasuklah masalah kehidupan. Jika masalah diibaratkan Curicullum Vitae dalam pekerjaaan, kemungkinan saya ada di daftar teratas calon karyawan yang akan diterima.
Terus kenapa orang-orang bisa beranggapan seperti itu? Setelah di telaah dan didukung oleh teori kimia yang masih nempel diotak. Terciptalah suatu penemuan yang beranggapan bahwa semuanya berasal dari diri saya sendiri. Bingung??? Sama. Hehehehe...
Saya tipe orang yang terlahir dengan kriteria Introvert. Susah sekali untuk menceritakan apa yang saya rasakan ke orang lain. Walaupun kalian berpendapat, masalah akan terasa lebih ringan jika "dibagi" dengan orang lain. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi saya. Saya lebih suka menganalisa dan berusaha mencari solusi dengan mengandalkan hati dan pemikiran sendiri. Curhat itu asing, bahkan tak pernah tersentuh. Aneh memang, disaat cewek-cewek berbondong-bondong menumpahkan kegundahan masalahnya, saya malah sebaliknya. Bukan, bukan karena ketidakpercayaan saya terhadap orang lain, hanya beranggapan bahwa ini masalah saya tidak perlu melibatkan pihak lain untuk berpartisipasi di dalamnya, selain itu saya juga tidak ahli dalam bercerita.
Saya merasa beruntung mempunyai sifat yang tidak moody-an. Mengapa demikian? Hai bertemu dengan orang yang moody-an itu (bagi saya) menjengkelkan loh. Suasana yang awalnya adem ayem dan kemungkinan akan terlukis indah berubah jadi rusak gara-gara mood orang di sekitar anda yang sedang kacau. Nah, otomatis sifat orang seperti ini mudah di tebak kapan dia lagi senang, susah dan ada masalah.
Bisa ditarik kesimpulankan, jika saya orangnya introvert dan tidak moody-an, bagaimana mungkin orang bisa tau saya sedang ada masalah, karena mau ada masalah atau tidak, saya tetap ceria, tertawa, dan tak ada cerita. Ya itulah dia, (menurut saya) penyebab utama pandangan orang yang terkadang iri dengan kehidupan saya yang santai tanpa beban dan bebas dari masalah.
Apapun itu bentuknya, seberat apapun masalah yang terus membayangi, percayalah semua itu akan ada penyelesaiannya, hanya proses penyelesaiannya aja yang berbeda, ada yang sekali sibakkan poni selesai, ada juga yang harus dilalui dengan tidak sedikit air mata dan pikiran yang habis dicuri untuk menyelesaikan suatu masalah. Teori memang kedengaran lebih gampang, tapi dengan pikiran yang positif dan jiwa yang tidak mudah "lembek", saya yakin prakteknya tidak serumit yang kita bayangkan.
Kepikiran omongan orang sekitar yang sering menanyakan, kenapa saya selalu terlihat ceria? kapan saya punya masalah? kenapa hidup saya santai-santai saja tanpa beban? Haiiiii, apakah saya terlihat begitu? Jika benar, berarti saya bisa mendapatkan piala oscar donk dengan acting saya yang briliant ini.
Saya juga diciptakan dari sari pati tanah dan musuh besar saya adalah setan, ya samalah dengan manusia lainnya. Otomatis juga merasakan apa yang manusia rasakan. Termasuklah masalah kehidupan. Jika masalah diibaratkan Curicullum Vitae dalam pekerjaaan, kemungkinan saya ada di daftar teratas calon karyawan yang akan diterima.
Terus kenapa orang-orang bisa beranggapan seperti itu? Setelah di telaah dan didukung oleh teori kimia yang masih nempel diotak. Terciptalah suatu penemuan yang beranggapan bahwa semuanya berasal dari diri saya sendiri. Bingung??? Sama. Hehehehe...
Saya tipe orang yang terlahir dengan kriteria Introvert. Susah sekali untuk menceritakan apa yang saya rasakan ke orang lain. Walaupun kalian berpendapat, masalah akan terasa lebih ringan jika "dibagi" dengan orang lain. Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi saya. Saya lebih suka menganalisa dan berusaha mencari solusi dengan mengandalkan hati dan pemikiran sendiri. Curhat itu asing, bahkan tak pernah tersentuh. Aneh memang, disaat cewek-cewek berbondong-bondong menumpahkan kegundahan masalahnya, saya malah sebaliknya. Bukan, bukan karena ketidakpercayaan saya terhadap orang lain, hanya beranggapan bahwa ini masalah saya tidak perlu melibatkan pihak lain untuk berpartisipasi di dalamnya, selain itu saya juga tidak ahli dalam bercerita.
Saya merasa beruntung mempunyai sifat yang tidak moody-an. Mengapa demikian? Hai bertemu dengan orang yang moody-an itu (bagi saya) menjengkelkan loh. Suasana yang awalnya adem ayem dan kemungkinan akan terlukis indah berubah jadi rusak gara-gara mood orang di sekitar anda yang sedang kacau. Nah, otomatis sifat orang seperti ini mudah di tebak kapan dia lagi senang, susah dan ada masalah.
Bisa ditarik kesimpulankan, jika saya orangnya introvert dan tidak moody-an, bagaimana mungkin orang bisa tau saya sedang ada masalah, karena mau ada masalah atau tidak, saya tetap ceria, tertawa, dan tak ada cerita. Ya itulah dia, (menurut saya) penyebab utama pandangan orang yang terkadang iri dengan kehidupan saya yang santai tanpa beban dan bebas dari masalah.
Apapun itu bentuknya, seberat apapun masalah yang terus membayangi, percayalah semua itu akan ada penyelesaiannya, hanya proses penyelesaiannya aja yang berbeda, ada yang sekali sibakkan poni selesai, ada juga yang harus dilalui dengan tidak sedikit air mata dan pikiran yang habis dicuri untuk menyelesaikan suatu masalah. Teori memang kedengaran lebih gampang, tapi dengan pikiran yang positif dan jiwa yang tidak mudah "lembek", saya yakin prakteknya tidak serumit yang kita bayangkan.
Hayo lihat foto ini, tebak ya, kira-kira saya lagi senang, sedih atau biasa-biasa saja???
0 komentar:
Posting Komentar