Ini hari apa? Tanggal berapa?
Bukan, ini bukan masalah hari dan tanggal.
Ini tentang seorang wanita yang sedang berusaha menetralisir kesedihan hatinya.
Tahun 2004 saya mulai tertarik pada sepak bola. Ada yang menarik perhatian di Euro 2004 waktu itu, seorang pemain dari timnas Jerman, dengan rambut berantakkan pirang dan jersey yang kebesaran, ia tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan pemain lain, bernomor punggung 7, ia bernama Bastian Schweinsteiger. Semenjak itulah saya menasbihkan diri mendukung Timnas Jerman. Ya bisa dibilang kecinta matian saya terhadap timnas karena My Schweini. Entah apa yang akan terjadi ketika World Cup 2018, mungkin saya menonton sambil menangis, berusaha mencari sosok midfielder kesayangan yang tak akan pernah ada lagi di menit keberapapun pada pertandingan.
Tadi sebelum nulis postingan blog ini, sempat ngeliat postingan lama saya tentang My Schweini. Begitu banyak ternyata cerita ia di blog ini, tentang kegembiraan, kesedihan, memberi semangat, ucapan ulang tahun, atau sekedar pamer jersey. Ohmaygat, saya begitu menggilai My Schweini, orang-orang terdekat saya pasti paham akan hal itu. Ia begitu melekat di hati saya, keputusannya untuk pensiun membuat saya berkecambuk. Ini bukan lebay, bukan juga patah hati, mungkin ini lebih ketidak siapan menerima kenyataan.
Di masa kecil My Schweini berbadan gendut, jadi agak susah untuk menjadi pemain sepak bola, tapi lihat sekarang, ia yang di jagokan Timnas. Sudah menyelesaikan 120 pertandingan, dengan 24 Goal, 39 Assists dan tentu saja kemenangan di World Cup 2014. Kemudian yang tidak kalah kece, sejak tahun 2014, ia menjadi kapten di Timnas Jerman. Walaupun demikian, dengan memakai ban kapten atau tidak, ia selalu menunjukkan kepedulian, perhatian dan mengayomi para rekannya di team, bahkan rasa respect terhadap team lawan juga pantas di acungin jempol, super sekali. Merasa beruntung, saya tidak salah memilih jagoan.
Terima kasih My Schweini untuk semua yang telah kau lakukan, untuk pendukungmu, untuk team mu, untuk negaramu, untukku yang selau kau buat sumringah tiap melihatmu bertanding. Saya harap suatu saat kita dapat bertemu entah di belahan bumi mana, untuk menceritakan bahwa kau akan selalu menjadi kapten pada hati saya, karena yang selau di hati tak akan pernah terganti. Tetap bersinar dimana pun kau berada.