Saya terdiam. Saya terpana. Saya terhipnotis. Saya menyerah. Menyerah pada suatu keadaan yang membuat menyesal, mengutuk, kesal pada diri sendiri. Kenapa beberapa detik yang semestinya bisa saya maksimalkan usahanya harus terenggut oleh kekakuan diri. Ini kesempatan yang langkah, bukan juga hal yang main-main, bisa jadi saya memang mengharapakan hal ini sejak beberapa waktu lalu, tapi mulut ini tidak dapat berucap, padahal fikiran dan hati sudah siap meroket. Ah Tuhan, tolong kasih saya kesempatan ini lagi, saya akan belajar, belajar mensingkronisasikan hati dan fikiran pada mulut. Dan kamu, tunggu kesiapanku.
Langganan:
Postingan (Atom)