Vintagergous. World. Smile.

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!



The Voice

Sabtu, 22 September 2012

Entah kerasukan apa, atau salah minum obat. Belakangan ini saya begitu tergila-gila bahkan sampai kebawa-bawa mimpi sama acara The Voice. Daripada menimbulkan pertanyaan bagi yang tidak tau, saya coba jelaskan dulu apa itu The Voice *ehemehem mencoba menjelaskan dengan suara selembut Syahrini, seanggun Kate Middleton, dan sejenius Judit Polgar*. The Voice adalah ajang pencarian bakat nyanyi di Amerika sana, ya pada intinya acara seperti itu mempunyai konsep awal yang sama. Suara bagus banget kayak Beyonce, suara unik seperti Lana Del Ray, suara menjual semisal Charly Rae Jepsen pasti dipertahankan. Sedangkan untuk suara saya yang seperti klakson kendaraan hampir soak dan disetiap karaokenya tidak pernah mendapatkan skor lebih dari 80, tentu saja hanya bisa puas serta sadar diri harus pulang diaudisi tahap pertama dan ujung-ujungnya menjadi orang yang paling aktif, ngelike koleksi foto acara tersebut di Grub Facebook. Oke kembali ke The Voice, bedanya The Voice dengan acara lainnya adalah disini memakai sistem Tim. Dimana tiap tim mempunyai 1 Coach untuk membimbing para kontestan bersaing dengan tim lainnya di komptisi ini. Ada 4 Coach disini anatar lain: Balke Shelton (Team Bake), Adam Levine (Team Adam), Cee Lo (Team Cee Lo) dan Christina Aguilera (Team Xtina).

Kompetisi ini sendiri terdiri terdiri dari 3 babak, blind audition, lanjut ke battle audition, dan terakhir live performance show. Pada Blind Audition, kursi para coach diputar membelakangi panggung agar tidak dapat melihat wujud kontestan sehingga dibabak ini benar-benar menilai kontestan melalui suara

Apabila coach menginginkan para kontestan tersebut untuk bergabung di Timmnya, maka ia menekan tombol dan berbaliklah kursi itu kearah panggung. Dan jika dua atau lebih coach menginginkan kontestan yang sama maka si kontestan lah yang memilih untuk bergabung dengan di Tim yang mana.

Memasuki battle audition, setiap tim dilatih, dibimbing dan diberi arahan oleh coachnya maing-masing. Coach mengelompokkan tiap 2 kontestannya untuk berduet. Dan pemenang dari babak battle ini dipilih langsung oleh Coachnya untuk melaju ke babak Live Performance.

Di babak Live Performance, sistem penilaian udah berubah, 50% dari penilaian coach dan 50% diserahkan kepada publik. Kemudian dua hasil itu digabungin dan terpilihlah 1 kontestan dari masing-masing coach untuk ditandingkan dibabak Final The Voice.

Tersisalah 4 orang kontestan di Babak Final. Mereka bersaing untuk mendapatkan gelar juara The Voice. Di Season 1 Team Adam yang menang sedangkan di Season 2 Team Blake berhasil merebut kemenangan. Untuk season 3 masih berjalan, dan sepertinya diseason ini begitu spesial karena bakat nyanyi para kontestannya ciamik parah banget. Saya aja yang nonton dari rumah dibuat terbengong-bengong, bingung milih yang mana, apalagi para coachnya.



Jujur, ketertarikan awal saya nonton acara ini karena ada Adam Levine. *Ya Tuhan, lelaki ini terbentuk dari campuran adonan apa ya, kenapa bisa tampan dan menggemaskan seperti itu*. Maksud hati pengen kenal lebih dekat aja, pengen tau sisi lainnya si anak Pak Levine ini diluar kegiatannya sebagai penyanyi dan yang pasti sayang banget gitu kalau harus melewati kesempatan melihat ketampanannya begitu saja *ciaelah, kepo banget ya, serasa ngegebet abang kelas jaman SMA deh*. Namun seiring berjalannya waktu, saya malah menikmati acara ini secara utuh, saya menikmati moment  kehangatan yang tercipta antara coach dan para kontestan di timnya, saya merasakan  kedekatan yang seru antar sesama coach, saya terkesima menyaksikan pertunjukkan dengan kualitas luar biasa dari para kontestan *jauh sekali perbandingannya dengan ajang pencarian bakat nyanyi di Indonesia*, saya begitu terhanyut oleh konsep acaranya yang santai, sehingga dari itu semua ada rasa nyesal banget kalau nggak nonton nih acara. Dan yang harus kalian tau, sekarang saya bukan Team Adam tapi Team Blake. Yeah, saya dibuat terpesona oleh papa Blake, karena sifat kebapakannya, penuh dengan kasih sayang dan cara dia melatih kontestan di Timnya itu juara banget dah. Tapi tenang saya tetap cinta kok sama mas-mas yang penuh tatoan itu.


Buat yang pengen nonton,  silahkan lihat tiap hari Minggu dan Senin jam 19.10 di channel AXN. Ada juga rerun-nya, tapi jadwalnya gak tentu, saya aja untung-untungan ketemu rerun-nya. Yap, sangking gilanya, walaupun udah nonton, saya tetap excited tuh nonton berulang kali di episode yang sama. Wohooo, jika kalian tertarik, bisa di intip-intip nih disini Facebook, Twitter dan Website tentang The Voice.

Bahagia Lebih Dari Sekedar Kata

Selasa, 04 September 2012

Bolehkah saya bahagia tanpa alasan yang jelas?
Tolong jangan tanyakan bersumber darimana kesumringahan yang mencatut refleksi jiwa.
Semua pemberat fikiran sekejab lari, melayang dan mengantarkan embun seolah melumuri batin.
Mengagungkan sebuah perasaan yang memuncak ingin segera dipeluk.
Tak jarang, para malaikat cemburu dengan kebahagiaan yang tercipta.
Setiap merpati pun tak lagi mengeluh dalam mengerjakan tugasnya.
Menggapai malam, namun pelangi senatiasa memeluk hasrat untuk tetap bertahan.
Pernah ragu untuk menginjakkan kaki pada suara yang klise dan inilah hasilnya. 
Berdiri tegak dengan fikiran melanglang buana mengekspresikan sebuah hadiah Tuhan.
Hanya senyuman yang terpatri disini, bukan untuknya bukan untuk kalian, tapi teruntukku.