Bersenang senang senangnya hatiku kesenangan
Jumat, 10 Juli 2020
Manusia berempat yang terlahir dengan nama Nisa, Mela, Berty dan Jlo(gak mau di foto) ini ingin karaoke.
Bukan bermaksud merusak mood anda, bukan bermaksud menghibur anda, bukan bermasuk menghancurkan gendang telinga anda.
Kami hanya bermaksud bersenang-senang untuk kesenangan diri kami sendiri yang tidak senang jangan ganggu.
pUlang dari nyenyong ternyata rasa gila qta belum hilang, rencanaya mau ngeliat skripsi d laptot, tapi ujung2nya malah foto2. Skripsinya gimana? Sudah lupa tuh… hahahaha….
XoXo
Salam Nyenyong
_Nisa_
Terima Kasih My Schweini
Jumat, 29 Juli 2016
Ini hari apa? Tanggal berapa?
Bukan, ini bukan masalah hari dan tanggal.
Ini tentang seorang wanita yang sedang berusaha menetralisir kesedihan hatinya.
Tahun 2004 saya mulai tertarik pada sepak bola. Ada yang menarik perhatian di Euro 2004 waktu itu, seorang pemain dari timnas Jerman, dengan rambut berantakkan pirang dan jersey yang kebesaran, ia tidak terlalu menonjol dibandingkan dengan pemain lain, bernomor punggung 7, ia bernama Bastian Schweinsteiger. Semenjak itulah saya menasbihkan diri mendukung Timnas Jerman. Ya bisa dibilang kecinta matian saya terhadap timnas karena My Schweini. Entah apa yang akan terjadi ketika World Cup 2018, mungkin saya menonton sambil menangis, berusaha mencari sosok midfielder kesayangan yang tak akan pernah ada lagi di menit keberapapun pada pertandingan.
Tadi sebelum nulis postingan blog ini, sempat ngeliat postingan lama saya tentang My Schweini. Begitu banyak ternyata cerita ia di blog ini, tentang kegembiraan, kesedihan, memberi semangat, ucapan ulang tahun, atau sekedar pamer jersey. Ohmaygat, saya begitu menggilai My Schweini, orang-orang terdekat saya pasti paham akan hal itu. Ia begitu melekat di hati saya, keputusannya untuk pensiun membuat saya berkecambuk. Ini bukan lebay, bukan juga patah hati, mungkin ini lebih ketidak siapan menerima kenyataan.
Di masa kecil My Schweini berbadan gendut, jadi agak susah untuk menjadi pemain sepak bola, tapi lihat sekarang, ia yang di jagokan Timnas. Sudah menyelesaikan 120 pertandingan, dengan 24 Goal, 39 Assists dan tentu saja kemenangan di World Cup 2014. Kemudian yang tidak kalah kece, sejak tahun 2014, ia menjadi kapten di Timnas Jerman. Walaupun demikian, dengan memakai ban kapten atau tidak, ia selalu menunjukkan kepedulian, perhatian dan mengayomi para rekannya di team, bahkan rasa respect terhadap team lawan juga pantas di acungin jempol, super sekali. Merasa beruntung, saya tidak salah memilih jagoan.
Terima kasih My Schweini untuk semua yang telah kau lakukan, untuk pendukungmu, untuk team mu, untuk negaramu, untukku yang selau kau buat sumringah tiap melihatmu bertanding. Saya harap suatu saat kita dapat bertemu entah di belahan bumi mana, untuk menceritakan bahwa kau akan selalu menjadi kapten pada hati saya, karena yang selau di hati tak akan pernah terganti. Tetap bersinar dimana pun kau berada.
Tentang Rasa
Jumat, 12 September 2014
Mungkin rasa itu perlahan pudar. Entah karena oleh waktu yang tak sabar akan sebuah kepastian atau penantian yang dikuasai rasa bosan. Sebelumnya rasa itu sungguh bergejolak, menyemangati, bertumpah ruah senyuman bahkan merasa dicintai walau tak dimiliki. Namun sekarang rasa itu berbalik, tidak sepenuhnya berbalik, tapi tidak sesempurna dulu. Terbersit rindu akan masa dulu, di lain pihak ada yang mencoba tanpa sadar perlahan-lahan mengkikis rasa itu. Bingung. Yang pasti si pemilik hati mulai kehilangan kata yang disebut pembolak balik hati.
Mencoba Untuk Tenang
Kamis, 26 Juni 2014
Aduh deg-degan nih, mulai mules gak jelas, mau gini salah gitu salah, berdoa memang hal yang paling benar sih untuk saat ini. Jangan tanya dulu lah ya, ada apa dengan saya. Coba dengerin ini dulu biar lebih tenang.
Kosong
Sabtu, 21 Juni 2014
Badan saya sudah siap duduk dengan posisi tegaknya, mata saya terang benderang tak ada rasa kantuk sedikitpun, jari ini tinggal menunggu perintah si otak untuk menari bebas di atas keyboard. Semua sudah siap, tapi di halaman blog ini tetap kosong, hasrat menulis tidak sejalan dengan fikiran saya. Bolak balik mencoba untuk menulis, tetapi selalu berakhir menekan Back Space, hingga kalimat-kalimat yang semestinya indah pun sirna hilang dan kembali pada halaman kosong. Jadi ingat pesan mbak Rie beberapa jam yang lalu, "tidurlah dek, biar fit badannya" dan saya lau menjawab dengan singkat "OK". Saya pun pura-pura tidur, padahal jiwa raga ini masih terjaga. Malam semakin larut, membuat saya semakin mati gaya, stok khayalan saya pun telah habis dan tolong jangan suruh saya bergaul dengan internet, malam ini saya terlalu tak kuasa, satu-satunya hal yang membuat saya bersentuhan dengan internet karena blog ini, namun nyatanya tetap tak bisa berbuat banyak, halaman blog ini masih kosong, menganggap tak ada yang layak untuk diceritakan. Mungkin satu-satunya cara yang bisa dilakukan sekarang adalah mengemis. Mengemis pada mimpi agar segera menjemput saya. Isi tidur saya dengan mimpi, jangan biarkan di tidur pun tetap kosong.
Langganan:
Postingan (Atom)